Strategi Perdagangan John Templeton
Jika kita membuat daftar berdasarkan nama keluarga tokoh-tokoh legendaris pada masa itu yang mampu menciptakan kekayaan besar, kita dapat memasukkan John Templeton.Orang inilah yang percaya pada pasar pada saat semua pedagang hanya menjual barang dagangan, dan dia diberi hadiah satu juta dolar pertamanya.
Hal yang paling menarik adalah John Templeton tidak bisa disebut sebagai trader dalam pengertian klasik, karena prinsip trading dan pengambilan keputusannya lebih mirip dengan perilaku investor klasik.
Dalam artikel ini Anda akan mengenal aturan dan strategi utama yang menjadi dasar keadaan masa depan.
Strategi dan Prinsip Investasi John Templeton
1) Diversifikasi risiko pada semua variasi yang memungkinkanJohn Templeton, tidak seperti banyak pedagang dan investor lainnya, dengan ahli mengelola risikonya melalui diversifikasi.
Jadi, setelah menciptakan portofolio saham yang luas yang praktis berada di posisi terbawah, dia tidak melihat penurunan lebih lanjut, dan jika beberapa perusahaan bahkan bangkrut, maka karena pertumbuhan perusahaan lainnya, dia dapat memperoleh sejumlah uang yang layak. .
Perhatikan juga fakta bahwa John Templeton telah berinvestasi di berbagai segmen, mulai dari industri militer hingga perusahaan asuransi.
2) Bertindak meskipun panik
Hampir semua literatur bursa saham, dan terutama berdasarkan analisis teknis, mengajarkan kita cara menemukan tren dengan benar, mengidentifikasi kerumunan dan, dengan bantuan indikator dan pola tambahan, beradaptasi dengan tindakannya.
John justru merupakan representasi para trader yang selalu bertindak melawan arus dan melawan tren.
Strategi utamanya didasarkan pada pembelian aset secara massal saat terjadi kepanikan dan penurunan harga saham secara tiba-tiba, dan menjual aset pada puncak pertumbuhan dan perkembangannya, tanpa menunggu berita negatif.
3) Jangan terbawa oleh perdagangan harian
Ketika John Templeton tumbuh dalam karir profesionalnya, dia mengembangkan satu aturan utama untuk dirinya sendiri – jangan pernah melakukan perdagangan harian.
Perlu dicatat bahwa rata-rata investasi John dalam sebuah saham berlangsung dari tiga hingga tujuh tahun, terlebih lagi, dia sepenuhnya mengabaikan Analisis Teknis. Dasar dasar pengambilan keputusannya adalah analisis fundamental, atau lebih tepatnya, ia mempelajari laporan keuangan selama beberapa tahun.
4) Investasi kembali
Banyak investor dan pedagang, setelah menerima keuntungan atau kesuksesan pertama mereka, selalu ingin segera mengucapkan selamat tinggal. Jika kita berbicara tentang John, maka semuanya dividen dan keuntungan dari pertumbuhan aset terus-menerus diarahkan untuk reinvestasi, dan uang tidak pernah menganggur.
Jika Anda melihat kehidupan pribadi pedagang ini, Anda akan mengetahui bahwa dia sangat pertapa, yang memungkinkan dia untuk selalu berpartisipasi dalam berbagai proyek investasi.
5) Saham yang dinilai terlalu rendah
Banyak orang mengira John mampu meraih kesuksesan karena berinvestasi saham di waktu dan momen yang tepat.
Faktanya, hal ini jauh dari benar, karena jika dilihat lebih dekat portofolio investasi Pedagang ini, ternyata selalu membeli saham-saham yang undervalued, yang nilainya jauh lebih rendah dari nilai pasar.
Selain itu, saya selalu bekerja dengan pasar negara berkembang dan tidak pernah berfokus hanya pada perekonomian Amerika Serikat atau Eropa.
6) Meminimalkan perpajakan dan melawan Sosialisme
John Templeton selalu merekomendasikan agar para pedagang menggunakan instrumen-instrumen tersebut dalam perdagangan yang menyiratkan adanya manfaat, serta minimalisasi pajak, jika memungkinkan untuk bekerja dengan zona lepas pantai.
Faktanya, semua pengusaha besar di dunia menganut skema serupa.
Perlu juga dicatat bahwa Templeton tidak pernah diinvestasikan dalam bentuk saham negara-negara di mana sosialisme sangat maju.
Sayangnya, pengaruh negara terhadap bisnis di negara-negara tersebut begitu besar sehingga para pedagang dan investor dapat dengan mudah kehilangan dananya kapan saja demi menyenangkan pemilih.