Kesalahan utama Warren Buffett yang menghabiskan banyak uang
Warren Buffett adalah salah satu investor paling sukses di dunia. Selama karirnya, dia telah menghasilkan miliaran dolar dengan berinvestasi di saham perusahaan.
Biografi singkat investor - https://time-forex.com/treyder/uorren-baffet
Namun, bahkan investor berpengalaman seperti Buffett pun melakukan kesalahan yang merugikannya miliaran dolar.
Namun hal ini tidak menghentikannya untuk terus maju dan menghasilkan lebih banyak uang; kesalahan yang dilakukannya membawa pengalaman yang sangat berharga, dan tidak menjadi dasar depresi.
Pada artikel ini, kita akan melihat beberapa kesalahan besar Warren Buffett yang menyebabkan dia kehilangan uangnya dan uang investor.
Pada tahun 1993, Buffett menginvestasikan $433 juta pada saham Dexter Shoe. Dexter Shoe memproduksi sepatu untuk lari dan olahraga lainnya. Buffett percaya bahwa Dexter Shoe adalah perusahaan yang undervalued dengan potensi pertumbuhan yang besar.
Namun Dexter Shoe menghadapi persaingan ketat dari perusahaan sepatu lain seperti Nike dan Adidas. Akibatnya, Dexter Shoe gagal memenuhi ekspektasi investor, dan pada tahun 1995, Buffett menjual saham Dexter Shoe miliknya dengan kerugian $350 juta.
Investasi di ConocoPhillips
Pada tahun 2008, Warren menginvestasikan $6,5 miliar pada sekuritas perusahaan minyak ConocoPhillips. Buffett yakin ConocoPhillips memiliki potensi yang sangat bagus dan harga sahamnya akan segera naik.
Namun pembelian ini merupakan kesalahan lain. Akibat jatuhnya harga minyak pada tahun 2008, ConocoPhillips mengalami kerugian yang cukup besar. Setelah tiga tahun menunggu, Buffett menjual sahamnya ke ConocoPhillips dengan kerugian $1,5 miliar.
Investasi di IBM
Pada tahun 2011, Buffett menginvestasikan $10,7 miliar pada saham IBM. DIA yakin IBM masih memiliki prospek pertumbuhan yang baik dan sahamnya bisa menghasilkan keuntungan.
Sayangnya, IBM menghadapi persaingan ketat dari perusahaan teknologi lain seperti Amazon dan Microsoft. Akibatnya, investasi tersebut gagal memenuhi ekspektasi Buffett.
Pada tahun 2017, Buffett mulai menjual sahamnya di IBM, dan hingga saat ini ia telah menjual lebih dari separuh sekuritas yang dibelinya.
Investasi di Kraft Heinz
Pada tahun 2013, investasi lain yang gagal dilakukan senilai $23,3 miliar pada saham Kraft Heinz. Seluruh indikator ekonomi Kraft Heinz menunjukkan prospek pertumbuhan yang baik.
Namun pasar tidak selalu memperhitungkan indikator pelaporan. Kraft Heinz menghadapi beberapa tantangan seperti perubahan preferensi konsumen dan persaingan yang ketat. Pada tahun 2019, Kraft Heinz mencatatkan nilai asetnya sebesar $15 miliar. Akibatnya, Buffett kehilangan miliaran dolar atas investasinya di Kraft Heinz.
Peluang yang hilang juga bisa disebabkan oleh kesalahan Buffett.
Selain kesalahan yang disebutkan dalam artikel ini, Buffett juga melakukan sejumlah kesalahan lain selama karirnya. Misalnya, dia tidak berinvestasi pada perusahaan yang kemudian menjadi sangat sukses.
Berikut beberapa contoh perusahaan yang tidak menarik perhatian investor:
Amazon. Buffett pertama kali berbicara secara terbuka tentang kesalahannya dengan Amazon pada tahun 2018. Dia mengatakan Amazon adalah "perusahaan terbaik di dunia" dan dia menyesal tidak berinvestasi di dalamnya pada tahun 1990an.
Apel. Buffett berinvestasi di Apple pada tahun 2016, namun dia sebenarnya bisa berinvestasi di Apple jauh lebih awal. Apple didirikan pada tahun 1976, dan pada tahap awal harga sahamnya 1000 kali lebih murah dibandingkan tahun 2016.
Microsoft. Buffett juga menyesal berinvestasi di Microsoft pada tahun 1996, padahal dia sebenarnya bisa berinvestasi jauh lebih awal. Microsoft didirikan pada tahun 1975, dan telah menjadi salah satu perusahaan terbesar dan tersukses di dunia.
Kesalahan-kesalahan ini menunjukkan bahwa investor paling berpengalaman pun bisa kehilangan peluang. Penting untuk meneliti dengan cermat perusahaan yang Anda pertimbangkan untuk berinvestasi dan tidak takut mengambil risiko.
Selain itu, Buffett lebih memilih strategi pada perusahaan dengan pertumbuhan berkelanjutan. Ia kerap menghindari perusahaan yang masih dalam tahap awal pengembangan karena dianggap lebih berisiko. Namun, beberapa perusahaan paling sukses di dunia dimulai dari startup kecil.
Jika Buffett lebih terbuka untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaan tahap awal, dia bisa menghasilkan lebih banyak uang. Pada saat yang sama, penting untuk dicatat bahwa perusahaan yang paling sukses sekalipun tidak selalu memenuhi harapan investor.